Sunday, July 9, 2017

TEKNIK PEMERIKSAAN CT SCAN THORAX

CT SCAN THORAX

Dalam melakukan pemeriksaan CT scan, idealnya :
(Dari aspek radiolog)
Tahu riwayat pasien :
  Mengenali keluhan dan riwayat penyakitnya
Jelas indikasinya :
  Tahu yang akan dicari /diutamakan /diperhatikan. Kemungkinan ada hubungannya dengan teknik pemeriksaan (pemberian kontras dan delayed scan)
Mengecek pemeriksaan yang telah dilakukan sebelum pasien diturunkan dari meja pemeriksaan.
Melihat foto /USG/ CT Scan sebelumnya akan sangat membantu dalam memberikan kesimpulan yang lebih baik

Dari aspek radiografer
Penting : ada komunikasi yang baik antara radiolog dan
  radiografer.
-Tahu gambar mana yang akan dicetak/ bagian mana yang dibesarkan, diukur  atau dicetak khusus
-Tahu kondisi window widan window level yang tepat. Mis. Kondisi paru, tulang dan soft tissue.
-Radiografer dapat mencetak foto yang baik, mengetahui kelainan, variasi normal atau partial volume effect

Pendahuluan
CT Scan Thorax merupkan teknik pemeriksaan secara radiologi untuk mendapatkan informasi anatomis irisan atau penampang melintang thorak (Rasad, 2000)
Axial image tanpa angulasi gantry
MK IV digunakan pada kasus curiga massa u/ membedakannya dgn mediastinum vessel
MK juga membantu dlm kasus malformasi p. darah
FOV harus mengcover bag lateral border rongga thorax
Informasikan ttg teknik pernafasan pd pasien seblum pmx dimulai
Pemilihan antara spiral dan konvensional scanning berdasrkan fasilitas dan kemampuan px u/ motionless
Penjelasan dan informasi yg jls serta kenyamanan pasien akan menurunkan motion slama proses imaging

Indikasi Pemeriksaan
Tumor, massa
Aneurisma
Abses
Lesi pada hillus atau mediastinal
Pembedahan Aorta

Patologis
- neoplastic lesions
- abscess
- septic emboli
- tuberculosis
- pericardial effusion
- pneumothorax
- haemothorax
- lymphoma
- teratoma
- haematoma
- contusion
- hiatus hernia
- mesothelioma

Indikasi
- haemoptysis
- mass on chest x-ray
- shortness of breath

Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus bagi penderita
Instruksi2 yg menyangkut pemeriksaan harus diberitahukan dengan jelas.
Benda aksesoris seperti kalung, Bra dilepas dan baju penderita diganti dengan baju khusus pasien
Pada pmx dgn MK:
Cek lab BUN dan kreatinin
Puasa minimal 2 jam seblumnya

Media Kontras
Jenis Media Kontras   : osmolaritas rendah 300-320 mg iodine/ml
Volume pemakaian   : 80 – 100 ml
Injeksi rate  : 2 ml/detik
Scanning  : dilakukan 20 detik post pemasukkan media kontras.

Teknik Pemeriksaan

Posisi Pasien
  Supine, Head First

Posisi obyek
Mid sagital plane (MSP) tubuh sejajar dengan lampu indikator longitudinal.
Lengan pasien diletakkan di ats kepala, lutut diganjal untuk kenyamanan pasien.
Pasien diinformasikan agar menarik nafas sesuai aba2. (Nesseth, 2000)

Parameter Scanning
Scanogram.
Scanogram adalah gbran lapangan organ scr keseluruhan yg dipergunakan u/ menentukan lokasi / mengatur potongan yg akan dibuat.
Scanogram Thorax dibuat dari pandangan antero-posterior (Antero posterior View)



Volume of Investigation.
Volume of investigation adalah keseluruhan lapangan dari obyek yang akan dibuat irisan.
Lapangan obyek ini diukur dari batas atas objek sampai batas bawah objek yang akan dilakukan potongan.
U/ Thorax : dimulai dari apex paru hingga sinus costophrenicus

Slice Thickness.

Ukuran yg tebal akan menghasilkan gambaran dengan detail yang rendah, sebaliknya….
Jika ketebalan terlalu tinggi akan timbul artefak dan jika terlalu tipis akan terjadi noise
Menurut Neseth (2000) pemeriksaan CT Scan  Thorak menggunakan slice thickness 5 – 10 mm.

Field of View (FOV).
FOV :diameter maks gbran yg direkonstruksi.
FOV yg kecil, meningkatkan resolusi
Menurut Castello (1995) CT Scan thorak menggunakan FOV 30-50 cm.

Windowing
1).  Window Width
Window Width adalah rentang nilai  CT Number yang dikonversi menjadi grey level
Window width pada pemeriksaan CT Scan Thorak yaitu 1000 HU- 2000 HU
2).  Window Level
Window Level : nilai tengah dr window yg digunakan u/ menampilkan gbr yg direkonstruksi.
Window level menentukan densitas gambar yang akan dihasilkan (Jaengsri,2004).
Window level pada pemeriksaan CT Scan Thorak yaitu -600 HU- 700 H


Adult Standard Thoracic Spiral Protocol




Quality criteria for standard thoracic examinations
(European guidelines on quality criteria for computed tomography)


Lung Window



Mediastinal Window



MRI BASIC INSTRUMENT

MRI BASIC INSTRUMENT

Instrumen Dasar MRI
1.Magnet Utama
2.Koil Gradien
3.Koil Radio Frekuensi
4.Parameter MRI
5.Sistem Komputer
Magnet Utama
Fungsi: untuk membangkitkan medan berkekuatan besar yang mampu menginduksi jaringan tubuh sehingga menimbulkan magnetisasi
Jenis2 magnet utama :
üMagnet Permanen ( max 0,3 T )
üMagnet Resistif ( = 0,3 T )
üMagnet Super Conductor ( 0,5 – 3 T )
Magnet Permanen
üTerbuat dari beberapa lapis batang keramik ferromagnetik
üKuat medan magnet max 0,3 T (dibuat oleh Fonar Corporation dengan beratnya sekitar 90 ton)
üDirancang dalam bentuk tertutup maupun terbuka ( C Shape )
üArah garis magnet antero posterior
ücontoh yang sering kita jumpai seperti pada speaker, jarum kompas dll
Magnet Resistif
üDibangkitkan dengan memberikan arus listrik pada kumparan
üMagnet resistive memerlukan daya listrik yang besar untuk menghasilkan medan magnet yang kuat , dan mengeluarkan panas.
üBahan yang digunakan adalah logam konduktor seperti alumunium atau tembaga
üKuat medan magnet yang dihasilkan mencapai 0,3 T
Magnet Super Conductor
üMenghasilkan medan magnet hingga 0,5 – 3 Tesla
üHelium cair digunakan untuk mempertahankan kondisi superkonduktor agar selalu berada pada temperatur yang diperlukan
üPrinsipnya sama seperti magnet resistive , yaitu dengan mengalirkan arus listrik pada kawat
üSekarang banyak dipakai untuk kepentingan klinik
Koil Gradien
üUntuk membangkitkan medan magnet yang berfungsi menentukan irisan, pengkodean frekuensi, dan pengkodean fase.
üTerdapat 3 kumparan gradien :
Kump. Grad pemilihan irisan (slice) – Gz
Kump. Grad pemilihan fase encoding – Gy
Kump. Grad pemilihan frekuensi encoding - Gx
Koil Radio Frekuensi
Terdiri dari 2 koil yaitu : koil pemancar dan koil penerima.
Koil pemancar untuk memancarkan gelombang radio pada inti yang terlokalisir sehingga tjd eksitasi
Koil penerima untuk menerima sinyal output setelah proses eksitasi terjadi
Jenis2 koil RF
1)Koil Volume
2)Koil permukaan ( Surface Coil )
3)Koil Linier
4)Koil Kuadrat
5)Phase Array Coil
6)Endorectal Coil
Parameter MRI
Parameter Waktu tdr dr : Repetition Time (TR); interval waktu antara pengulangan dua pulsa yang sama, Echo Time (TE); interval waktu dari saat terakhir eksitasi pulsa RF diberikan sampai terdeteksinya puncak sinyal echo gradient.
Sudut Balik / Flip Angle (FA); sedut yang ditempuh Net Magnetisation vector (NMV) pd waktu relaksasi
Matriks ; jumlah elemen gambar (pixel) dalam satu FOV (Field Of View)
Number of Excitation ( NEX ); nilai yg menunjukan jumlah kelipatan data yang dicatat selama akuisisi dengan amplitudo dan fase encoding yg sama.
Bandwidth ; frekuensi audible yg berada pd rentang frekuensi RF
PARAMETER-PARAMETER MRI
Pada MRI, ada banyak parameter yang sangat mempengaruhi kualitas gambar dan diagnosa. Secara garis besar, parameter MRI dapat dibagi  menjadi 2 macam, yaitu  :
1.Parameter Intrinsik
2.Parameter Extrinsik.
1.PARAMETER INRINSIK
  Tidak dapat diatur oleh operator
a.Medan Magnet utama : kuat medan magnet utama dan homogenitasnya sudah tertentu pada spesifikasi pesawat tersebut.
b.Proton Density  (PD), T1, T2 jaringan tubuh.
Proton density digunakan untuk mengukur konsentrasi proton hidrogen dalam suatu jaringan, Jaringan yang konsentrasi protonnya tinggi akan memerlukan sinyal lebih besar atau gambar lebih putih
Ømisalnya pada tulang yang konsentrasi protonnya kecil akan menghasilkan gambar yang hitam.
ØSedangkan pada jaringan lain seperti pancreas , spleen, darah dan syaraf. dan fat yang kosentrasi protonnya tinggi akan menghasilkan gambar yang putih.
ØGambar T1
  Tercapainya relaksasi T1 menyebabkan kuat magnetisasi jaringan mencapai maksimum, sehingga gambar pada monitor akan menjadi putih. Jadi dengan memilih parameter T1 tertentu , kita dapat membedakan berbagai jaringan dengan membedakan intensitas gambar.
Ø
ØGambar T2
  T2 menyatakan proses saat proton melepaskan energinya (setelah pulsa RF dihentikan ), dan kuat magnetisasi akan menjadi nol. Waktu T2  relatif lebih lama Dari T1, dan T2 untuk berbagai jaringan yang berbeda.
c.Gerakan Fisiologi seperti darah, aliran CSF dan gerak pernafasan.
d.Chemical shift, yaitu perbedaan frekuensi resonansi suatu jaringan, umumnya antara air dan lemak (fat).
e.Dimensi jaringan yang diamati dan jaringan yang berdekatan dengan jaringan yang diamati.
2.PARAMETER EXTRINSIK
  Parameter tersebut dapat diatur oleh operator Parameter extrinsik tersebut dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :
a.Parameter Numerik  :
TR, TE/MTE, BANDWITH (frekuensi sampling), MATRIK, MAT, ECD, NEX, WIDTH, PITCH (dengan gap atau contigous), FOV,(P,F, Adjustment center frequency No Tip angle (sudut balik) pulsa RF.
b.Parameter Non-Numerik :
ØPengaturan Coil RF : yaitu pemilihan coil RF yang cocok, pengaturan letak coil RF, orientasi bidang pencitraan, dan tuning RF.
ØPenggunaan Gating (ECG, Respirasi atau Pulse)
ØPemberian Kontras (Gd-DPTA).
ØUrutan Pulsa (Pulse Sequence) RF yang digunakan.
ØPengaturan Width dan level display pada monitor.
Sistem Komputer
Sebagai pengendali diri dari sebagian besar peralatan MRI.
Tugasnya meliputi :
üOperator input
üPemilihan slice
üKontrol sistem gradien
üKontrol sinyal RF
üMengolah sinyal hingga mjd citra MRI yg dpt dilihat pd layar monitor.
Pemilihan Posisi Slice  
Dengan memberikan pulsa RF pada medan magnet utama dengan medan magnet gradien : Gz, maka ada bagian tertentu pada bidang yang tegak lurus terhadap medan magnet gradien Gz akan memenuhi kondisi resonansi dan terangsang oleh pulsa RF yang diberikan, sehingga kita bisa mendapatkan informasi pada bidang tersebut.
Cont’…
Medan magnet gradien adalah medan magnet kedua yang dibangkitkan hanya pada saat tertentu, arahnya sama dengan medan magnet utama namun dengan intensitas yang jauh lebih kecil.
Ada  tiga macam medan magnet gradien :
   Gx, Gy, Gz yang digunakan dengan Intensitas berbeda dalam tiga arah koordinat x, y,dan z.
Untuk arah lainnya didapat dengan mengkombinasikan ketiga medan magnet gradien tersebut.
Rekonstruksi Gambar
vDengan antena khusus pada saat proton sedang relaksasi, kita bisa mendapatkan sinyal RF yang dipancarkan dari tubuh pasien yang disebut FID.
vPada FID intensitas sinyal NMR digambarkan sebagai fungsi dari waktu, FID tersebut dapat dinyatakan secara matematis sebagai bentuk sinusoidal dengan intensitas yang berubah.
v
Cont’…
Dengan melakukan transformasi berdasarkan operasi matematis cara Fourier transformation (FT) pada FID, hasilnya akan menjadi seperti suatu spektrum NMR
Spektrum NMR tersebut merupakan gambar intensitas sinyal terhadap frekuensi (Hz), dan puncak dari spektrum NMR menyatakan suatu karakteristik dari suatu jaringan yang diamati.
Dengan bantuan komputer untuk melakukan transformasi fourier dalam berbagai proyeksi, dan kemudian direkonstruksikan ke dalam layar monitor, maka akan terbentuklah gambar yang merupakan hasil dari pencitraan resonansi magnetic.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KUALITAS GAMBAR MRI
1.CNR ( Contrast to Noise Ratio )
  Perbandingan antara kontras terhadap noise, atau perbedaan / kontras antara dua jaringan yang berbeda.
2.SNR (Signal to Noise )
  Perbandingan sinyal terhadap noise, sinyal yang diterima tergantung pada besar voxeljumlah matriks.
3.Spatial Resolution
  kemampuan untuk mengidentifikasikan objek padat yang kecil, seperti microcalcification. Sparial Resolution tergantung pada kuat medan magnet utama dan gradienserta komputer untuk menerima data serta menampilkan pada monitor dalam suatu matrik tertentu (misalnya monitor dengan matrik 512 x  512 akan menentukan berapa ukuran terkecil satu pixel, serta FOV (Field of View) atau besar ukuran yang hendak dilihat dalam suatu scan.
4.Scan time atau Imaging time (Ti)
  waktu yang diperlukan untuk satu scan, waktu scan tergantung pada TR, jumlah matriks dan jumlah excitation.
5.Artifacts
  Cacatnya gambar yang diakibatkan oleh suatu gangguan , misalnya pemilihan parameter yang tidak cocok, gerakan pernafasan, gerakan aliran darah atau pasien yang bergerak.
KESIMPULAN
ØPada MRI, Pemilihan potongan /bidang tubuh bisa didapatkan langsung dari hasil scan, transversal,sagital, coronal, atau oblique.
ØTidak ada radiasi yang dipancarkan dari pesawat MRI, sehingga tidak mengakibatkan efek radiasi pada tubuh.
ØJaringan bisa dilihat dengan berbagai cara dengan memilih parameter tertentu, misalnya Proton Density, gambar T1, gambar T2, Invertio Recovery, Field (Gradient), Echo, dsb.
ØWaktu Scan relatif lebih lama, Dari 2 sampai 15 menit untuk satu scan, dalam satu scan bisa didapat gambar beberapa slice yang dipilih.
ØAda suara keras selama scan yang timbul dari medan magnet gradient.
ØPasien yang mempergunakan pacemaker, atau pasien post operation dengan logam didalam tubuh tidak memungkinkan pemeriksaan MRI.
ØHarga Pesawat MRI relatif lebih mahal